Pemain lawan : "pak, penalty pak.."
Wasit: "iya-iya..tunggu.."
(cuplikan dialog pertandingan tandang)
Seorang pemain tim datang ke markas kami, markas suporter usai pertandingan tandang. Ini adalah lawatannya yang pertama. Apresiasi ini kami dapat karena apresiasi kami juga terhadap striker ini, karena ketajaman dan kedekatannya pada suporter. Kami memujanya bak dewa, kami nyanyikan lagu pujian di lapangan. Kedatangan ini adalah bentuk penghargaan terhadap kami sendiri selain dari kemenangan di pertandingan.
Cerita bergulir seperti obrolan layaknya teman, terasa dekat. Sampai dia membeberkan obrolan antara pemain tim lawan dengan wasit saat pertandingan tandang kemarin. Salah satu dewa yang kami puja ini mendengar sendiri pemain lawan berbisik pada wasit. Posisi di kandang lawan, skor 1-1. Sudah sangat baik untuk pertandingan tandang. Pemain lawan menekan terus di kotak penalty, menginginkan tendangan 12 pas. Akhirnay tidak terjadi yang kami takutkan itu, namun gol tercipta dengan jelas-jelas posisi offside pada waktu injury time sudah melebihi batas.
Biasa memang. Sungguh biasa. Kami tidak kecewa. Kami tetap bangga pada tim kami yang dengan gigih mampu melawan tim musuh 90 menit tanpa lelah. Kami sadar, kami ada di dalam lingkaran manipulasi federasi. Pengaturan kemenangan yang sangat memuakkan. Muncul pula wacana, jika kami mendukung tim yang bernanung di bawah federasi yang busuk, maka kami ikut mendukung federasi yang busuk itu. Kebimbangan, di satu sisi kami menolak federasi yang gagal menyuguhkan sepakbola sehat, di satu sisi kami tidak bisa lepas mendukung tim yang kami banggakan.
Wacana kebingungan malang melintang di markas suporter, bagaimana harus bertindak. Apakah tetap mendukung tim di bawah federasi kotor, atau berhenti dan merelakan kecintaan. Sampai seorang teman yang pendiam angkat bicara. Tidak peduli apakah federasi ikut terdukung ketika kita mendukung tim yang kita cintai. Kita tetap mendukung tim dengan keadaan apapun. Kecintaan tidak pernah bisa dibendung. Dan tidak pernah butuh alasan, cinta tetap cinta.