Punk jangan sampai jadi sejarah (Kolicklinick)
Ga banyak komunitas yang asik buat saya. Hanya beberapa saja. Saya sudah coba banyak komunitas dan kadar asiknya berbeda-beda. Asik buat saya ga cuma bisa seneng-seneng bareng-bareng, tapi lebih ke persaudaraan dan sepenanggungan bareng. Yah, beberapa komunitas itu ya Ultras, Antro, De Britto, dan Kridosono punkrock. Yang terakhir saya anggap paling spesial. Kenapa? Soalnya saya belajar memilih satu pilihan buat hidup saya di komunitas ini. Saya belajar. Saya bahkan sampai tidak bisa ingat kenapa Kridosono begitu berkesan bagi saya, memorinya terlalu banyak. Padahal cuma dimulai dari kumpul malem minggu sampe minggu pagi..terus begitu bertahun-tahun sampai persaudaraan ini masuk ke hari-hari biasa saya. Menjadi kuat, ya, menjadi kuat jadi pesan utamanya.
(ga jelas ni tulisan saya, biarlah)
Terlalu random tulisan saya ini. Tapi saya jelas terkesan dengan masa 4 tahun itu. saya aktif di sana kira-kira 4 tahun saja dan ini sudah tahun kedua saya vakum. Tahun kelima Kridosono mengalami penurunan drastis. Hampir mati saya rasa. Anggota yang berceceran kemana-mana, kesibukan, dan anggota-anggota tua yang "pensiun" untuk mengurusi keluarganya jadi faktor yang buat Kridosono mengecil eksistensinya di jalanan.
Saya ingat betul saat bertahan hidup dengan sebatang rokok. Menyisakan malam itu untuk cerita-cerita. kami tertahan oleh cerita. Jika kami tertidur, habis imajinasi kami saat itu tentang dunia. Kami juga bertahan saat pukulan demi pukulan datang. Ya, kami tidak peduli dan kami masih bertahan. Sampai tempo hari saya mendapat pesan singkat dari om kolik. Intinya ya agar kami semua berkumpul lagi di Kridosono punkrock. Ya, saya tidak bisa lupa begitu saja dengan kejayaan kami dulu, dan kami butuh bangkit. Bukan untuk menjadi besar, tapi untuk terus hidup.
Tulisan ini sebagai reminder saya
agar tidak lupa pada jalanan
yang mengajarkan saya untuk peka,
Cheers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar