Minggu, 04 September 2011

Cerpeli #1 pergi untuk pulang

Saya bayangkan saat ini mata seorang ibu yg melihat jejeran pakaian anak di pertokoan, matanya menerawang anak tunggalnya yg sudah di surga. Ibu itu lalu membeli satu set baju, untuk anak usia 6 tahun. Untuk buah hatinya. Bajunya ia simpan, jika suatu saat anaknya kembali. Ia pulang ke rumahnya, menemui suaminya yang duduk juga menerawang menatap kamar anaknya yg tak pernah ditutup, takut anaknya ketakutan dalam gelap. si suami bertanya, "dapat bajunya? kau pastikan membeli yang terbaik kan untuk anak kita?" si ibu, "seperti aku memberi yang terbaik padamu." Mereka berdua bergandengan, memasuki kamar anak mereka. Menaruh satu set baju baru di kasur yang spreinya rajin diganti 3 hari sekali. Lilin dinyalakan,agar anaknya tidak ada dalam gelap, lalu mereka duduk di tepi kasur kecil hasil tabungan mereka. Mereka diam bergeming. Terdengar backsound detak detik jam dinding. Memutar ingatan mereka masing-masing tentang si anak yang lama pergi. Ingatan mereka berhenti di satu titik yang sama, pemakaman anak mereka yang tidak mereka hadiri. Lalu nafas terhela bersamaan. Saling tatap, ibu memulai berkata-kata,"masing ingat kenapa kita tidak datang ke pemakaman anak kita?" si ayah diam sebentar,"tak pernah lupa." Ayah melanjutkan dengan suara di ujung kumis lebatnya,"karena kita yakin ia sudah cukup besar tuk pulang sendiri, tak perlu kita antar sampai di gerbangnya." Dan tuk keempat kalinya dalam empat tahun ini si ibu berkata,"aku sayang kalian, suami dan anakku. kita tetap tunggu ia pulang tahun depan?" Si ayah menjawab cepat,"agar tak lupa." mereka tersenyum dan tidur bertiga di kasur di kamar anaknya. satu set baju di tengah mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar