#3
pernah saya berpikir bagaimana bisa pergi untuk menonton pertandingan tandang besok. saat itu uang saya tinggal 1 lembar. saya lalu berhenti berpikir, makan dengan uang 1 lembar tersebut. besoknya saya hadir di pertandingan tandang tanpa uang.
Jauh hari sebelum pertandingan tandang kawan-kawan saya sudah memenuhi obrolan mereka baik di dunia nyata maupun di dunia maya dengan pembahasan rencana keberangkatan kelompok kami. Pikiran saya pun telah penuh dengan keinginan untuk berangkat. Sampai pada malam hari sebelum keberangkatan esok, uang di dompet saya tidak bertambah, hanya satu lembar uang untuk sekali makan. Yah, pikiran saya sudah mulai bergerak untuk merelakan pertandingan tandang esok hari. Tidak ambil pusing lagi, saya berangkat makan sebagai pengantar tidur, sekaligus bersiap mengantar keberangkatan kawan-kawan saya besok.
Pagi hari, senior saya di kampus sekaligus senior saya dalam kelompok suporter ini membangunkan saya, bertanya apakah saya akan berangkat ke pertandingan tandang atau tidak. Dengan rasa malas saya terpaksa menjawab, "tidak". Saya tidak punya uang lagi dan memang seperti itu keadaannya. Spontan saja dia menjawab, "suporter bukan masalah kaya dan miskin, tapi kemauan dan ketidakmauan, ayo !" Dia segera mengambil jaket saya, jaket kelompok kami dan mengangkat saya untuk segera berangkat. Lima jam setelah itu, saya sudah berada di pertandingan kandang untuk bernyanyi mendukung klub.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar